Selasa, 26 Maret 2013
Teknik Pengambilan Gambar
Teknik fotografi dalam pengambilan gambar atau dalam bahasa inggrisnya disebut type of shoot. Teknik dalam pengambilan gambar akan menentukan menentukan besar kecilnya objek utama pada sebuah foto. Pada tema-tema tertentu type of shoot digunakan untuk membangun sebuah cerita pada suatu foto. Type of shoot umum digunakan untuk memotret dengan objek manusia namun bisa Anda ingin mengaplikasiikannya dengan objek lain semisal hewan atau benda mati silahkan sesuaikan saja konsepnya. Berikut beberapa jenis teknik pengambilan gambar:
Extreme long shoot
Long Shoot
Long shoot, hampir serupa dengan extra long shoot akan tetapi pada teknik pengambilan gambar ini lebih digunakan untuk memperhatikan figure seseorang secara keseluruhan dimana seluruh badan objek akan terlihat.
Fungsi dari teknik fotografi ini ingin menyampaikan keadaan obyek yang beraktifitas dengan keluasan suasana lingkungan dimana obyek berada. Long shoot biasanya menyisakan area kosong yang seakan-akan merupakan area beraktivitas objek foto.
Medium Long Shoot
Medium long shoot adalah sebuah teknik fotografi dalam pengambilan gambar dimana ruang pengambilannya sedikit lebih sempit dibandingkan teknik pengambilan long shoot. Pada pemotretan prewedding ruang pengambilan gambar dari tipe shoot ini dimulai dari bagian sekitar lutut sampai dengan batas kepala.
Fungsi dari teknik ini ingin menyampaikan keadaan obyek beraktifitas dengan keluasan suasna lingkungan dimana obyek berada. keseluruhan hasil bidikan obyek mencerminkan kehidupan normal seperti layaknya kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh manusia, dengan kondisi lingkungan lebih luas dari pada framenya Medium Shot, namun secara substansinya tidak mengurangi makna dari peristiwa yang ditampilkan
Close up
Dalam pengambilan gambar close up, bagian tubuh yang di foto adalah dari batas bahu sampai dengan batas kepala. Selain digunakan untuk menangkap ekspresi wajah seseorang, teknik pengambilan gambar ini juga baik digunakan untuk memperlihatkan detail-detail seperti kerutan-kerutan di wajah yang terkadang membuat sebuah foto terlihat dramatis. Fungsi dari teknik fotografi ini adalah ingin menyampaikan karakter detil dari sebuah obyek, sehingga karakternya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Pada saat anda mengambil foto close up, ada baiknya objek foto diajak berbicara sehingga anda benar-benar bisa menangkap ekspresi dan tidak perlu dihitung saat pengambilan fotonya agar benar-benar terlihat natural.
Medium close up
Medium close up merupakan teknik pengambilan gambar dengan ruang pengambilan di antara medium shoot dan close up, dimulai dari bagian dada ke atas. Teknik fotografi seperti ini mampu menangkap ekspresi wajah lebih jelas. Sebaiknya gunakan untuk menangkap ekspresi-ekspresi kebahagian obejk foto anda dan sangat bagus bila foto-foto tersebut berupa candid.
Fungsi dari teknik ini mirip dengan Close-Up yaitu ingin menyampaikan karakter dari keadaan obyek sebenarnya detil dari sebuah obyek, sehingga kerakterannya terutama pada obyek manusia dapat dilihat secara nyata dan jelas oleh pemirsa. Contoh ini dapat dilihat pada bentuk frame yang menceritakan ekspresi wajah seseorang lagi menangis, takut, terharu, tertawa serta yang lainnya
Rabu, 20 Maret 2013
moment persahabatan
moment dalam setiap jepretan camera kita sangat penting dimana keadaan yang hanya kita temui hanya 1 kali contohnya ini nich ane dan teman2 ane saat pertama kalinnya jalan2 di air tiga rasa yang terletak di kota kudus tepatnya di daerah puncak muria di sana akan di suguhkan pemandangan dan air terjun yg sangat indah paz bgt jika mau jepret2 sama camera kalian untuk mendapatkan moment yang bagus moment perjalanan he,he,,,,,jangan lupa setting camera kalian lanskap mungkin lebih cocok untuk pemandangan di sekitarnya dan jangan lupa bukaan F sangat penting lho dimana fokus objek itu sendiri dan pengambilan yang baik juga sangat di butuhkan intinnya sabar dan teliti nice moment nice pose
Selasa, 19 Maret 2013
fotografer
fotografer
bukan soal hal yg aneh lagi fotografer adalah hoby yg sangat mahal dari kalangan bawah dan atas tak ada larangan untuk menekuninnya inti dari fotografer bagiku adalah sabar dan teliti 2 mata yg sensitif melihat objek di sekitar kita harus peka dan bisa setting camera itu sendiri dan memaksimalkannya
Definisi foto yang tajam dan jernih pasti berbeda-beda untuk selera setiap orang, namun secara umum gambar yang tajam adalah gambar yang menampilkan detail yang jelas dan kontras yang baik. Setiap pencinta fotografi pasti mendambakan gambar yang tajam dan jernih pada hasil pemotretannya, termasuk saya, pengguna EOS 1000D. Berikut saya tuliskan beberapa poin yang dapat dilakukan dalam memaksimalkan EOS 1000D untuk mendapatkan gambar yang tajam :
1. Menjaga sikap badan saat mengambil gambar
Mengambil gambar dengan cara handheld memang harus hati-hati, tubuh manusia memiliki banyak bagian yang bisa bergerak “sendiri” meski kita tahan, gerakannya memang kecil saja tapi cukup membuat kamera bergoyang saat memotret. Karena itu sikap tubuh sangat penting untuk dikontrol,
Pasang “kuda-kuda” yang baik saat memotret, cara dan posisinya terserah yang penting nyaman untuk memotret dan membuat tubuh lebih kokoh saat memegang kamera. Biasanya posisi siku yang ditempelkan ke dada bisa membantu mengokohkan pegangan tangan. Kedua kaki terentang sejajar pundak juga bisa dipertimbangkan. Jangan malu-malu untuk melakukan posisi yang agak konyol, jika memang itu yang diperlukan. Untuk soal ini, jangan heran jika pose seorang fotografer saat mengambil gambar justru bisa lebih “heboh “ dari objek yang difotonya.
Sandarkan badan pada sesuatu yang kokoh, dinding, pagar, batu besar dsb, agar memperkokoh badan saat mengambil gambar.
Menahan nafas saat menekan tombol shutter, hal ini bisa membantu mengurangi goyangan pada saat tombol shutter ditekan. Lakukan singkat saja, jangan sampai kita kehabisan nafas.
2. Gunakan Tripod
Tripod adalah peralatan penting jika kita ingin mendapatkan ketajaman gambar yang maksimal, sangat banyak berguna dalam mengurangi getaran pada kamera , terutama yang berasal dari getaran tangan, memang tidak selamanya kita bisa menggunakan tripod, tapi saat bisa kita gunakan, pergunakanlah.
“…” — Canon EOS 1000D | Canon EFS 18-55mm
3. Gunakan self timer atau Cable Release jika ada
Mengatur self timer untuk mengambil gambar bisa mengurangi getaran pada saat menekan tombol shutter, sehalus apapun kita menakan tombol shutter, selalu ada resiko gerakan kecil yang mengurangi ketajaman gambar. Pada EOS 1000D self timer bisa dipilih dengan waktu jeda selama 2 detik atau 10 detik.
Cara lain mengurangi transfer getaran tangan adalah penggunaan Cable release, sebuah alat yang sambungkan pada kamera yang berfungsi mirip remote control untuk melakukan aksi shutter secara eksternal, dengan ini shutter akan bekerja tanpa harus menekan langsung tombol shutter pada kamera. Untuk yang satu ini saya belum pernah mencobanya karena masih belum punya alatnya.
4. Mirror Lock Up
EOS 1000D dilengkapi dengan fasilitas mirror lockup loh. Sebuah fasilitas untuk mengunci gerakan cermin pembidik didalam bodi kamera. Cermin ini akan mengangkat sesaat sebelum proses eksposure dimulai, yang pergerakannya bisa menghasilkan getaran yang tidak diinginkan. Dengan fasilitas ini, mirror bisa kita angkat dan kunci jauh sebelum kita tekan tombol shutter. Sehingga sentakan gerak cermin ini tidak mempengaruhi hasil foto. Tapi kelemahannya, setelah mirror diangkat kita tidak lagi bisa melihat objek foto dari view finder. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan dari menu kamera. Rujuk pada user manual untuk cara mengaktifkannya.
Canon EOS 1000D | Canon EFS 18-55mm
5. Seting Aperture : f-stop diset pada posisi “Sweet Spot” Lensa
Setiap lensa punya kekhasan tersendiri dalam memberikan hasil foto. Lensa memiliki “sweet spot” pada Apperture tertentu yang memberikan gambar paling tajam diantara aperture lainnya. Pada lensa kit 1000D (EFS 18-55mm) biasanya berada di range f/8-f/11. Atau 2 sampai 3 stop dibawah aperture maksimalnya.
6. Shutter Speed
Gunakan shutter speed sesingkat mungkin jika bisa, sebagai gambaran bisa menggunakan rumus : 1/focal length. Contoh pada lensa kit 18-55mm, yang di set pada focal length 55mm, shutter speed bisa diatur selama : 1/55 sekon atau 1/60 sekon juga bisa dijadikan pilihan.
7. ISO Speed
Set ISO Speed seminimal mungkin, (ISO 100 pada EOS 1000D). Ubah nilai ISO hanya jika terpaksa, atau saat seting Aperture dan Shutter speed tidak bisa menolong lagi.
8. Akhiri dengan penggunaan Mode RAW Format
Memotret dengan RAW format bisa memberikan keleluasaan pada hasil akhir foto. Dengan mode RAW hasil foto masih terbuka untuk diproses lebih lanjut dengan software Digital Photo Professional bawaan EOS 1000D. Hal ini berguna untuk saya, terutama dalam memperbaiki setingan warna dan ketajaman yang mungkin kurang maksimal saat pengambilan gambar. Dengan mode ini saya bisa fokus pada pengaturan komposisi gambar dan seting eksposure. Warna, kontras, white balance dan sharpness bisa diperbaiki kemudian jika memang dikehendaki.
Langganan:
Postingan (Atom)